Jumat, 09 Oktober 2015

Seni Tari dan Drama

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan  penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas “Pendidikan Seni Tari dan Drama” . Makalah ini berisikan tentang  “Profil Guru yang Dibutuhkan untuk Membimbing Pengalaman Seni Tari-Drama di SD”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena  pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Surabaya, 15 April 2015




Tim Penulis




DAFTAR ISI

Kata  pengantar ……………………………………                                                  1
Daftar Isi ……………………………………………                                                2
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………                                          3
Tujuan Penulis  ……………………………………                                              3
BAB II. PEMBAHASAN
A.    Profil Guru yang Dibutuhkan untuk Membimbing
Pengalaman Seni Tari-Drama di SD…………… ................................................4
B.     Kemampuan yang dibutuhkan guru Sekolah Dasar
untuk dapat melaksanakan kegiatan seni…………………………………...........7

 BAB III. PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………… ......................................17

Daftar Pustaka ……………………………………….............................................18




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tari merupakan mata pelajaran seni yang sangat ditunjang oleh bakat dan kemampuan fisik. Tidak ada yang dapat meragukan hal ini. Orang yang sudah terbiasa menari pastilah akan kelihatan kelihaiannya dalam membawakan tarian, sedangkan orang yang belum terbiasa menari juga akan kelihatan kalau dia masih kaku dan belum lihai. Dalam dunia pendidikan sangat dianjurkan agar mengajarkan seni tari sebaiknya dimulai sejak dini agar si anak bisa mengolah bakat apa yang dimilikinya dan di  kala besar nanti bisa mengembangkanlebih  jauh apa bakat dia. Separti halnya seni tari, sebaiknya diajarkan kepada anak sekolah dasar lebih dini agar anak tidak kaku sewaktu di tingkat yang lebih tinggi ada mata pelajaran tari. Sebagai contoh, ada seorang mahasiswa dari jurusan yang notabene nya bukan dari seni tari maupun pendidikan seni tari di semester ke tiga, terdapat mata kuliah seni drama tari yang si akhir semester harus membawakan pagelaran drama tari. Dia sungguh bingung. Dalam hatinya berbisik dan sedikit kecewa karena dari SD hingga SMA belum pernah ada pembelajaran tari. Alhasil, tari yang dibawakannya juga tidak seoptimal yang dia harapkan.
Dari contoh di atas, ternyata pembelajaran tari di SD sangat penting untuk membentuk karakter anak dan meningkatkan bakat yang telah dimilikinya. Seperti kita ketahui, pendidikan itu tidak hanya menampilkan aspek akademiknya saja, namun aspek rohani dan jasmani juga penting untuk menunjang keberhasilan psikomotorik anak. Untuk itu dalam makala ini akan diulas lebih jauh mengenai Perkembangan Seni Drama tari di Sekolah Dasar dan Profil Guru yang Dibutuhkan untuk Membimbing.

B.       Tujuan Penulis
Adapun tujuan penulisan makalah ini guna memenuhi tugas Pendidikan Seni Tari dan Drama. Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat makalah berikutnya, sehingga dalam penyusunan makalah yang akan datang hal-hal yang sudah baik di tingkatkan dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai seni tari dan drama di SD. Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh kami adalah setalah membaca makalah ini, kami dapat mengerti dan memahami tentang Profil Guru Seni Tari-Drama di SD serta menemukan cara-cara untuk mengatasi permasalahan membimbing anak di SD mengenai kegiatan Seni.

       BAB II
PEMBAHASAN

E.       Profil Guru yang Dibutuhkan untuk Membimbing Pengalaman Seni Tari-Drama di SD
Sebelum membahas tentang profil guru yang dibutuhkan untuk membimbing pengalaman seni tari dan drama di SD, terlebih dahulu kami akan sedikit mengulas mengenai 4 kompetensi wajib yang harus dikuasai oleh seorang guru. Kompetensi ini tidak hanya dibutuhkan untuk guru mapel pokok saja namun juga akan sangat dibutuhkan oleh guru diluar mapel pokok, misalkan guru seni,guru komputer,bahkan pembina pramuka dll.
Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4 kompetensi. Keempat kompetensi yang harus dikuasai guru untuk meningkatkan kualitasnya tersebut adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Guru harus sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai 4 kompetensi tersebut agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:
1. Mengenal karakteristik anak didik
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
3. Mampu mengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi pembelajaran
Kompetensi Profesional.
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
Konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional
Kompetensi  Sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang harus dikuasai guru meliputi:
-        Berkomunikasi lisan dan tulisan
-        Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
-        Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
-        Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
-        Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
-        Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
-        Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini terkait dengan guru sebagai teladan, beberapa aspek kompetensi ini misalnya:
-        Dewasa
-        Stabil
-        Arif dan bijaksana
-        Berwibawa
-        Mantap
-        Berakhlak mulia
-        Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
-        Mengevaluasi kinerja sendiri
-        Mengembangkan diri secara berkelanjutan

Keempat kriteria tersebut biasanya didapat dan dikembangkan ketika menjadi calon guru dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi khususnya jurusan kependidikan. Perlu adanya kesadaran dan keseriusan dari guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Karena kian hari tantangan dan perubahan zaman membuat proses pendidikan juga harus berubah.
Selain itu terdapat juga sikap yang harus ditekankan sebagai seorang guru tanpa terlepas dari ke-4 sikap diatas, terlebih lagi jika sasaran didiknya adalah anak SD. Mengingat anak SD adalah termasuk dalam kategori anak yang masih “moody” yaitu apa yang dijalani atau dilakukan semua tergantung suasana hati atau mood. Hal ini banyak terjadi pada PAUD dan anak SD kelas rendah. Sikap yang dimaksudkan adalah “Sikap sebagai seorang teman” Salah satu sikap guru yang diharapkan dapat membimbing pengalaman seni tari-drama anak tingkat Sekolah Dasar adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman.
Yang dimaksudkan “sebagai seorang teman“ adalah Seorang guru yang dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individu, seperti layaknya seorang teman terhadap temannya sendiri agar kesulitan belajar anak didik lebih mudah dipecahkan. Selain itu guru juga dapat beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa direndahkan jika murid tidak sependapat, atau memang pendapat murid yang benar, dan menerima saran murid yang masuk akal. Hubungan guru dan murid mengutamakan nilai-nilai demokratis.
 Guru yang dengan sikap demikian kepada siswanya akan mengembangkan kondisi memberi dan  menerima yang sehat dan mendorong sikap berbagi-bagi pengalaman. Jika guru mempunyai antusiasme yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka ia tidak akan kekurangan inspirasi termasuk dalam menghadapi siswanya. Guru yang kreatif, sensitif (peka), akan menemukan banyak hal dalam pengalaman mengajarnya dan menjadikan setiap saat menarik, merangsang keinginan anak untuk belajar, dan tidak membosankan bagi anak-anak. Jika perlu, guru harus mengkhayalkan sesuatu yang lebih baik, lebih menarik atau lebih memuaskan. Guru yang matang secara emosial dan intelektualnya akan dapat mengembangkan semua kecakapannya dalam belajar berekspresi melalui berbagai cara.
  Melalui latar belakang pendidikan itu guru berusaha memahami anak, bagaimana mereka tumbuh secara biologis, bagaimana mereka berkembang secara psikologis. Jadi ia mengenal proses belajar secara teotritis dan melalui pengalaman. Penampilan guru yang kreatif dapat dilihat jelas pada minatnya terhadap kualitas seni. Guru perlu menyenangi benda-benda yang baik, berpenampilan rapi dan penuh perhatian terhadap pengalaman seni yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya maupun oleh anak didiknya.




Kemampuan yang dibutuhkan guru Sekolah Dasar untuk dapat melaksanakan kegiatan seni
Guru harus mempunyai kemampuan untuk menilai segala sesuatu yang dilakukan murid dan mendorong mereka agar selalu antusias terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan.  Dalam hal ini  guru harus berkemampuan  kreatif dan mampu menarik daya keingintahuan siswa terhadap seni tari. Selain itu, guru juga harus menanamkan suatu kepercayaan bahwa seni tari itu tidak sesulit yang mereka bayangkan, seni tari itu mudah apabila kita mau berusaha dan menikmatinya dengan hati, tidak dengan emosi. Dengan cara seperti itu, diharapkan siswa SD tertarik untuk belajar tari.
Guru yang menyadari kualitas seni dan segala sesuatu, akan membawa ke dalam kelas benda-benda yang secara visual akan memberikan rangsangan kepada anak. Guru juga akan membawa objek bentuk, warna dan teksturnya yang telah menyatu dengan dirinya dan yang ingin dibagikan kepada siswanya. Guru dapat membangun suasana yang merangsang kualitas seni melalui dorongan antusiasme kepada siswanya dan dengan cara menyediakan rangsangan visual di dalam kelas agar kretivitas siswanya bisa berkembang.
Semangat guru tidak boleh kendor karena peralatan dan bahan tidak terpenuhi secara menyeluruh. Bahan-bahan alam yang tersedia di sekitar tempat belajar dapat menjadi bahan seni. misalnya batu-batu, kayu, kotak bekas, dan sebagainya. Kebutuhan untuk memasukkan orang tua ke dalam kehidupan sekolah telah ditekankan sebelumnya, dengan demikian sebaiknya guru mengadakan pembicaraan dengan orang tua. Dalam hal ini, kreativitas guru sangat diperlukan untuk mengantisipasi tidak adanya bahan yang dibutuhkan dalam menunjang pembelajaran tari yang hendak dilakukannya sehingga dalam latihan terus berlanjut dengan peralatan seadanya.
Dalam kegitan seni juga guru mempunyai sumber-sumber sekolah, masyarakat, buku petunjuk, dan kekayaan bahan-bahan visual yang bisa diperoleh dalam buku, majalah terkenal, dan benda-benda cetakan. Serta penggunaan alat dan media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Apabila penggunaannya bervariasi, sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam penggunaan diatas merupakan kunci untuk tercapainya program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya. Meskipun secara teknis program itu sangat baik, jika tidak sesuai dengan kurikulum, ia tidak akan banyak membawa manfaat, bahkan mungkin hanya menambah beban, baik bagi siswa maupun bagi guru. Variasi dalam pembelajaran pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa, variasi tersebut dilihat sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat, dan relevansi dengan hasil belajar. Oleh karena itu, guru harus mempu menelaah lebih dalam apa yang ada di kurikulum dan menggunakan berbagai variasi model pembelajaran seni drama tari sehingga siswa tidak cepat bosan dan jenuh dengan pembelajaran dari guru.
Dalam Lingkungan masyarakat juga merupakan laboratorium dan tempat praktik bagi siswa untuk menari. Misalnya, perayaan hari-hari besar nasional. Hal di atas menunjukkan begitu banyak sumber belajar dan kegiatan yang dapat dimanfaatkan dan masyarakat sebagai sumber informasi bagi mahasiswa. Memang untuk dapat menentukannya, guru harus cukup energik dan imajinatif, karena pemanfaatan sumber belajar pada masyarakat tidak saja akan melibatkan orang, tempat, benda-benda tetapi juga ide-ide dan semua itu akan menambah vitalitas dan realitas belajar. Melalui kegiatan seperti itu, siswa dapat menyalurkan bakat yang dimilikinya secara langsung sehingga mereka dapat lagsung praktek dan terjun di masyarakat.
Jika dalam studio guru juga harus berhati-hati menangani ruang yang penuh dengan anak-anak yang sedang sibuk dengan pengalaman studionya. Tidak boleh ada kata-kata dari guru, yang nantinya akan menjadikan siswa SD rendah diri, menjadi tidak percaya diri lagi, atau takut melakukan suatu gerakan tari. Di belakang setiap kegiatan seni tari-drama yang berhasil, terletak perencanaan yang dilakukan dengan hati-hati oleh guru. Dalam hal ini yang diperlukan adalah adanya kerja sama antara guru dengan siswa, guru yang satu dengan guru lain, guru dengan pengurus, atau bahkan orang tua siswa. Sikap guru juga diharapkan dapat membimbing pengalaman seni tari siswa SD adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman. Teman akrab, yang dalam perlakuannya lebih banyak membimbing dan pada menunjukkan (direct) atau memberi perintah. Hal ini akan mengembangkan kondisi memberi dan menerima yang sehat, dan mendorong sikap membagi-bagi pengalaman.
Keputusan, pemilihan dan pertimbangan yang matang sangat diperlukan oleh guru dalam melaksanakan pengalaman seni. Jika guru tidak merencanakan kegiatan, kemungkinan besar siswa akan jemu dalam melaksanakan suatu kegiatan seni-drama. Untuk itu maka guru perlu merencanakan kesempatan untuk pengalaman seni yang kreatif. Guru perlu mengenal kehidupan siswa yang nyata dan yang khayal, yang mendorong kemurnian siswa serta kemampuan siswa untuk menemukan gerakan atau nyanyian dan menguatkannya.
Guru kelas adalah orang disekolah yang paling mengerti bagaimana mendorong agar anak kreatif. Guru mempunyai kesempatan untuk mengamati anak dalam berbagai situasi dan mengenal anak secara akrab, sehingga dapat mendorong anak untuk merespon secara menyeluruh terhadap situasi kehidupan di sekitarnya. Guru juga mempunyai kesempatan untuk mempelajari antusiasme anak, ketakutan, suasana hati, kesehatan berekspresi ego, dorongan, kebutuhan, ambisi, keinginan, kemampuan bernyanyi, kemampuan bergerak, dan sebagainya.
Masalah pembimbingan anak adalah suatu tes harian terhadap kemampuan guru. Hal tersebut merupakan proses yang akan terus menerus terjadi, dengan demikian memerlukan koordinasi dari usaha guru, orang tua, dan masyarakat untuk membimbing anak-anak ke arah kedewasaan dengan cara yang semestinya. Membimbing anak dalam kegiatan seni meliputi kesadaran terhadap situasi belajar yang baik, kesempatan untuk mencipta dan menilai.
Disinilah seni harus disadari menumbuhkan nilai estetika dan etika kepada peserta didik. Jika pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan orang dewasa dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaannya, maka tentunya pula seni dapat digunakan sebagai cara dan sekaligus media untuk mendidik anak. Jadi makna pendidikan dengan menggunakan seni sebagai cara dan sekaligus sebagai sarananya.
Peran guru dan orang tua adalah menstimulus siswa agar dapat menuangkan serta mengembangkan ekspresi gerak yang kreatif baik secara individual maupun kelompok. Ide atau gagasan anak biasanya orisinal, misalnya anak dapat distimulus untuk memberikan contoh dan ide gerak tentang bagaimana kelompok binatang menghisap madu, atau seekor kupu-kupu hinggap di bunga, bagaimana gerak bebek berenang di kolam. Guru adalah sebagai fasilitator, maka biarkan anak memvisualisasikan dan mengaplikasikam semua gerakan yang diinginkannya, selanjutnya guru dapat memilih gerakan mana yang penting dan mana yang tidak.
Gladys Andrews Fleming (1976) berpendapat bahwa melalui bergerak dalam menari, sesuai dengan tingkat pemahaman siswa itu sendiri. Imajinasi setiap siswa tentu tidak akan sama dengan siswa lain apalagi dengan guru tarinya. sebagai seorang guru harus mendorongnya agar lebih banyak lagi yang dapat memberikan kebebasan atas pengembangan ide dan kreativitas anak.
Kebutuhan untuk memasukkan orang tua ke dalam kehidupan sekolah telah ditekankan sebelumnya, dan dengan demikian sebaiknya dan bila mungkin guru mengadakan pembicaraan dengan orang tua. Bimbingan terhadap anak terletak di tangan orang tua dan guru. Membimbing potensi ekspresi anak merupakan proses terus menerus dari masa kanak-kanak sampai dewasa. Guru harus dapat menciptakan suasana kebebasan bergerak kepada siswa didiknya. Guru diharapkan membimbing siswa dapat mengungkapkan cara bergerak mereka sendiri yang unik sesuai dan cara bergerak sesuai dengan perasaannya. Bentuk kegiatan guru dalam membimbing siswa didiknya belajar menari :

1.    latihan mempersiapkan tubuh sebagai alat ekspresi
2.    latihan gerak kepala, tangan, badan, dan kaki untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa didiknya bahwa seluruh anggota badan merupakan sumber gerak tari
3.    latihan bergerak dengan ritme untuk tujuan memperkenalkan dan membiasakan siswa menanggapi birama, tempo dan frase dalam musik iringan tarinya
4.    latihan bergerak dengan arah untuk tujuan membiasakan siswa dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari
5.    latihan bergerak dengan membentuk formasi untuk tujuan melatih konsentrasi, dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari dan melatih kemampuan bekerja sama dalam kelompok. Kemampuan guru tari kreatif lebih cenderung berkaitan dengan visi misi sekolah yang dikembangkan sehingga tari kreatif lebih menyesuaikan dengan sekolah masing-masing.
Bermain bebas dengan imajinasi yang kreatif adalah dasar dari segala kegiatan oleh seni. Bermain, berimajinasi dan berkreasi merupakan dunia anak. Dalam permainan, terdapat unsur pleasurable (menyenangkan), enjoyable(menikmati), imajinatif dan aktif, sehingga tanpa bermain, imajinasi tidak akan berkembang dengan baik, menjadi sebuah ide dan tindakan kreatif. Ketiga hal tersebut merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan pikiran, perasaan dan gerak tubuh anak yang sejatinya bermanfaat bagi perkembangan dan kepribadiannya. Semoga, kita  bisa terus belajar dan mendapatkan pembelajaran dari anak-anak kita. 
Bagi anak-anak, berimajinasi merupakan kebutuhan alaminya dan bukan bentuk kemalasan. Imajinasi anak bisa saja lahir sebagai hasil imitasi, meniru dari tayangan yang ditontonnya atau pengaruh dari dongeng dan cerita yang didengarnya. Namun, imajinasi juga bisa muncul secara murni dan orisinil dari dalam benaknya, sebagai hasil mengolah dan memanfaatkan kelebihan dan kemampuan otak yang dianugerahkan Tuhan. Jika kita mampu mengasah, mengembangkan dan mengelola imajinasi anak, maka berimajinasi akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan kreatifnya, serta membuatnya lebih produktif karena potensi dan kemampuan imajinatif anak merupakan proses awal tumbuh kembangnya daya cipta dalam diri anak yang boleh jadi menghasilkan sebuah kreasi yang menarik dan bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya.


Cara Mengembangkan Imajinasi Anak
Sebagai orang terdekat yang memiliki ikatan batin kuat dengan anak, orang tua merupakan “pemeran” yang sangat dibutuhkan dalam mengasah dan mengembangkan imajinasi anak secara optimal, sehingga manfaat imajinasi tersebut menjadi energi yang bersinergi terhadap kecerdasan, perkembangan dan kepribadiannya.
·                     Pertama, orang tua harus menjadi pendengar yang baik dan aktif terhadap imajinasi anak. Aktif berarti memberikan respon yang baik, menstimulasinya dengan pertanyaan-pertanyaan kreatif dan mendorongnya untuk berekspresi baik secara verbal maupun non verbal. Orang tua bisa saja mengarahkan anak untuk menuliskan imajinasinya dalam diary atau menulisnya dalam bentuk sebuah karya tulis jika anak sudah mampu baca-tulis, Seperti Sri Izzati yang berhasil meraih rekor MURI sebagai penulis novel termuda (8 tahun) melalui judul “Kado Untuk Ummi”.
·                     Kedua, ajak anak kita bermain karena bermain merupakan dunianya. Biarkan anak bebas menentukan pilihan dan melakukan permainan tertentu sesuai keinginannya, asalkan sesuai dengan kemampuan berpikir serta fisiknya. Bermain peran bisa menjadi pilihan tepat, orang tua bisa lebih cermat memberikan pilihan peran bagi mereka. Permainan peran membantu perkembangan emosi anak dan memudahkan mereka bersosialisasi dengan lingkungannya. Gunakan alat bantu yang tidak membahayakan anak, seperti kartu, mobil-mobilan atau boneka untuk membantu mereka bermain peran. Misalnya, anak berperan sebagai ayah dan ibu memerankan boneka sebagai anaknya. Pendampingan dan kebebasan akan mengeratkan ikatan batin dan membuat anak merasa lebih dihargai dan percaya diri.
·                     Ketiga, orang tua jangan terlalu banyak melarang anak , termasuk melarangnya menangis dan tertawa di saat yang tepat karena larangan bisa saja menghambat imajinasi dan membatasi kreativitasnya Berikan pernyataan yang bersifat anjuran agar anak merasa termotivasi. Pernyataan yang bersifat anjuran akan memberi motivasi positif pada anak. Misalnya, menyatakan “Ade bisa jatuh kalau lompat seperti Spiderman karena Ade belum kuat. Mendingan Ade bantu Ibu, kan Spiderman suka menolong orang.” lebih baik daripada menyatakan “Jangan lompat, nanti kaki kamu patah!”.
·                     Keempat, perdengarkan musik yang sesuai dengan ritme jantung dan denyut nadi, bacakan buku cerita, komik atau dongeng, serta dampingi anak bermain komputer dan belajar menulis karena semua hal tersebut akan merangsang dan membantu mengembangkan imajinasi anak.
·                     Kelima, ciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak. Seperti halnya belajar dan menerapkan metodemendidik, suasana nyaman dan menyenangkan akan membuat imajinasinya berkembang. Perhatikan pula letak benda-benda yang bisa membahayakan anak, seperti gunting, pisau, atau barang yang mudah pecah. Imajinasi dan kreativitas anak seringkali tidak terduga, sehingga orang tua patut mengantisipasinya sejak awal.
Maka dari itu sangat perlu untuk mengenal ciri-ciri atau karakteristik anak-anak.
Karakteristik Gerak Anak
Karakteristik gerak pada anak  umumnya mereka dapat melakukan dengan berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan Apabila seorang guru dapat menunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka anak akan mulai membuat tiruan action tersebut sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. Bahwa dalam perkembangan umumnya anak  dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :
1.    Menirukan, seperti yang telah penulis ungkapkan sebelumnya dalam upaya pengembangan kreativitas tari bahwa dalam bermain anak senang menirukan sesuatu yang dilihat. Anak dapat menirukan gerakan-gerakan yang dilihat baik dari televisi ataupun gerakangerakan yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, berdasarkan tema maupun gerakangerakan binatang yang diamati.
2.    Manipulasi, dalam kegiatan ini anak-anak secara spontan menampilkan berbagai gerak-gerak dari obyek yang diamatinya. Namun dalam pengamatan dari obyek tersebut anak akan menampilkan sebuah gerakan yang hanya disukainya.
3.    keseksamaan (precision). Ini meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu.
4.    artikulasi, yang utama disini anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutan/sikuen tepat diantara pada action yang berbeda-beda.
5.    naturalisasi, tingkat terakhir dari kemmapuan psikomotorik adalah apabila anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Keterampilan penampilan ini telah sampai pada kemapuan yang paling tinggi dan action tersebut ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minimum (sunaryo,1984).
Seorang guru dalam menata sebuah tari-tarian bagi anak SD harus memperhatikan dua hal yaitu, harus memperhatikan bagian-bagian tubuh yang dapat dilatih dari karakteristik atau ciri-ciri gerak anak .

 Karakteristik Gerak Motorik Anak
Karakteristik gerak motorik anak usia dini terdiri dari dua gerakan yaitu motorik halus dan motorik kasar.
1.    Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Kasar.
      Gerakan ini meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh. Ketrampilan ini meliputi : ketahan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan.
          Ketrampilan motorik kasar dapat dibagi dalam 3 kelompok:
Ketrampilan lokomotorik: Berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling, behenti, berjalan setelah berhenti sejenak, menjatuhkan diri dan menghindar.
Ketrampilan non lokomotorik : menggerakkan anggota tubuh dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, melengkung, memeluk, memutar dan mendorong.
Ketrampilan memproyeksi : menangkap, menerima, menendang, menggiring, melambung, memukul dan menarik.
2.    Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Halus.
        Gerakan ini menyangkut koordinasi gerakan gerakan jari-jari tangan dalam melakukan berbagai aktivitas. Karakteristik gerak yang biasa dilakukan oleh pada umumnya adalah menirukan, manipulasi dan bersahaja.
        Gerakan–gerakan ini terbentuk dari unsur tenaga, ruang dan waktu :
1.    Tenaga. Penggunaan tenaga dalam gerakan tari meliputi beberapa hal yaitu : intensitas, aksen/tekanan, kualitas.
2.    Waktu (time). Waktu adalah berapa lama penari dalam melakukan suatu gerak : cepat/lambatnya (tempo), panjang pendek ketukan (ritme), lamanya melakukan gerakan (durasi).
3.    Ruang ( space ). Ruang didalam tari dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Ruang yang diciptakan oleh penari dan Ruang pentas.
Ciri-ciri atau tipe kepribadian individu yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:
1. Ciri intelektual/belajar Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus, peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan inti/kesimpulan dari suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal
2. Ciri kreativitas Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tidak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang dperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal yang baru, kemampuan mengembangkan atau merinci suatu ide (kemampuan elaborasi) sangat baik.
3. Ciri motivasi Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum tugas selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami suatu bidang/bahan pengetahuan yang diajarkan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat putus asa dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa (misal masalah korupsi, bencana alam, atau topik-topik yang sedang aktual). Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.



BAB III
PENUTUP



Kesimpulan
Sikap Guru yang dibutuhkan dalam membimbing pengalaman Seni Tari dan Drama yaitu bersikap sebagai seorang teman . serta mampu mengembangkan dan mendorong anak supaya mempunyai antusiasme yang tinggi dalam kegiatan seni dan drama. Guru juga harus mempunyai kematangan secara emosial dan intelektual dengan begitu dapat mengembangkan semua kecakapan anak dalam belajar berekspresi, Selain itu guru harus mempunyai keputusan, pemilihan dan pertimbangan yang matang dalam melaksanakan pengalaman atau rencana kegiatan. Membimbing anak dalam kegiatan seni juga harus memasukkan orang tua ke dalam kehidupan sekolah agar guru dan orang tua bisa mengembangkan potensi anak dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

4-kompetensi-yang-wajib-dikuasai-guru.html 10/04/2015
Achmad, Mk. Peranan Guru dalam Menentukan Masa Depan Siswa http://one.indoskripsi.com/ 3 September 2009.
Republik Indonesia, UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Wikipedia Indonesia. Pakaian. http://id.wikipedia.org/wiki/Pakaian, diakses 1 Januari 2010.
Yuku. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia; Mobile 1.1.3. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Popham, W. James,dkk. 2003.Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djaramah, Syaiful Bahri. 2005.Guru dan Anak Didik.  Jakarta: PT. Renika Cipta. (guru-sebagai-orang-tua-teman-dan.html )
Matra pendidikan inilah-daftar-15-ciri-guru-kreatif.html
Oriza zativalen memahami-karakteristik-anak-sekolah.html
Wibisono, Tri Broto dkk. 2001. Pendidikan Seni Tari. Surabaya: Depdikbud Prop. Jatim.
Pentas-seni-dan-tari-dan-drama.html
fidiupiserang.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar